Rumah tradisional seringkali dianggap sebagai budaya
primitif. Namun, sejatinya rumah tradisional Indonesia memiliki rancang bangun
yang brilian, eksotis, dan multifungsi, serta menyesuaikan latar geografisnya.
Rumah-rumah ini berdiri tidak sekadar karena proses desain, tetapi karena
kultur masyarakatnya. Berikut ini merupakan beberapa rumah tradisional Indonesia yang menarik untuk dilihat, dikutip
dari majalah National Geographic Indonesia.
Omo Nifolasara
Masih ingat gempa bumi yang terjadi di Nias Selatan,
Sumatera Utara pada tahun 2005 silam ? Di saat sebagian besar infrastruktur dan
bangunan lainnya porak poranda, Omo Nifolasara, rumah adat paling besar dan
ditempati keluaraga raja, tetap berdiri tegak. Bangunan ini bisa kuat karena
struktur tiang penyangga yang tegak (ehomo) dan tiang penyangga diagonal
(ndriwa). Keduanya tidak langsung ditanam dalam tanah, tetapi bertumpu
pada umpak batu di bawah bangunan. Hasilnya ketika gempa, tiang tersebut
bergeser mengikuti gaya horizontal gempa.
Betang
Rumah ini merupakan rumah tradisional suku Dayak yang
tinggal di hulu Sungai Kapuas. Rumah ini berbentuk panjang dan dihuni
turun-temurun oleh sejumlah keluarga. Betang memiliki tiang panggung berukuran
lebih dari satu meter dan beratapkan sirap dari kayu ulin. Betang memliki makna
lebih dari sekadar tempat berlindung. Di sana ada makna persatuan ,
gotong-royong, dan tenggang rasa. Hal ini terlihat dari jumlah pintu yang bisa
mencapai belasan pintu. Satu pintu bisa dihuni dua sampai empat keluarga.
Karena selalu tinggal bersama-sama, tercapai sebuah keakraban dan harmonisasi
antara manusia juga.
Uma
Lengge
Rumah ini berda di Sumbawa, Nusa tenggara Barat. Bersanggakan
tiang kayu dan beratapkan alang-alang, rumah berbentuk limas ini sudah dikenal
sejak lima abad silam. Rumah ini dibangun secara bergotong-royong. Uniknya,
jumlah tiang penyangga bisa menentukan status sosial dan tingkat ekonomi sang
empunya rumah. Uma Lengge memiliki tiga tingkat dengan fungsinya masing-masing.
Lantai satu untuk menerima tamu dan upacara adat, lantai dua untuk tempat tidur
dan dapur, dan lantai tiga untuk menyimapan bahan makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar