Sabtu, 07 Desember 2013

DIESEL RAMAH LINGKUNGAN

     Mesin diesel modern tidak saja memberikan keiritan secara ekonomi, tetapi juga keheningan dan kinerja yang semakin baik. Meskipun sudah dilakukan pengembangan dalam kinerjanya, diesel masih saja menimbulkan polutan yang kotor. Kini, beberapa peneliti mencoba membuang asap hitam yang dengan setia mengepul dari lubang knalpot kendaraan bermesin diesel.
     Permasalahan mobil diesel terjadi di kawasan Amerika Utara. Gara-gara emisi nitrogen oksida (NOx) diesel melewati ambang batas yang ditetapkan oleh negara bagian California, mobil diesel tidak memperoleh tempat di kawasan Amerika Utara. Hal itu diberitakan Kompas, 17 September 2002, pada liputan khusus mengenai otomotif . Memang hanya California yang membatasi kadar Nox tadi, tetapi regulasi ini ternyata melampaui batas negara. Hal ini berbeda dengan kawasan Eropa yang tidak memiliki regulasi serupa sehingga mobil bermesin diesel cukup populer di kawasan itu.
     Peralatan yang bisa membersihkan gas buang diesel dengan lebih efektif tentunya membuat pasar tergiur. Permasalahannya adalah gas buang diesel tidak bisa dibersihkan dengan catalytic converter yang konvensional. Terlalu banyak oksigen dapat merusak katalis. Peneliti mencoba mengatasi hal itu dengan memasukkan plasma (gas yang bermuatan listrik). Dalam sebuah ruang (chamber), catalytic converter yang dicantelkan di lubang pengeluaran dengan cepat menggetarkan medan listrik. Proses itu akan mengubah molekul oksigen menjadi ion yang membantu mencetuskan reaksi kimia di saluran pembuangan. Kemudian, proses selanjutnya terjadi di sistem pembuangan. Dengan demikian catalytic converter tuntas melakukan tugas bersih-bersihnya.
     Beberapa perusahaan bertaruh bahwa sebelum tahun 2007 sistem plasma seperti itu bisa dipasang di mobil bermesin diesel untuk membakar smog yang menimbulkan nitrogen oksida dan partikulat yang merusak kesehatan. Saat itu, standar baru emisi diesel akan diberlakukan, dengan syarat sebersih mesin bensin. “Hal itu menjadi tujuan dari penelitian intensif di seluruh dunia, untuk menjadi yang pertama sebagai pintu gerbang untuk menurunkan emisi diesel,” kata Barry Bhatt, manajer sistem plasma Noxtech di Irvine, California.
     Pada Desember tahun lalu, NoxTech menyatakan, perusahaannya bisa menurunkan 94 % nitrogen oksida pada uji laboratorium. NoxTech merencanakan melakukan uji coba sistem plasma di lapangan pada musim semi. Ada banyak pesaing NoxTech,seperti konsorsium  DaimlerChrysler, General Motors, dan Ford Motor, serta Delphi Automotive System  yang berbasis di Troy, Michigan-Menggandeng pabrik mobil Prancis Peugeout Citroen-yang mencoba meluncurkan produk itu ke pasar tahun 2005
     Menurut John Fairbanks, manajer program disel bersih Departemen Energi Amerika, pendekatan plasma ini merupakan pilihan teknologi yang bagus bagi sistem pembuangan diesel keluaran tahun 2007 untuk truk kecil , SUV, atau pick up. Hanya saja ada kendala yang cukup besar: teknologi ini mahal. Namun, Daniel Cohn, fisikawan di Pusat Fusi dan Ilmu Plasma Institut Teknologi Massachussets (MIT), menyatakan, harga bisa turun dengan menggunakan chamber yang lebih kecil dan suplai tenaganya dibuat sederhana. “Plasmatron”, begitu ia menyebut temuannya, menghasilkan gas kaya hidrogen dari campuran udara dan bahan bakar diesel. Gas ini kemudian diinjeksikan ke dalam catalys yang kemudian menjebak nitrogen dioksida. Gas hidrogen bereaksi dan membuang nitrogen oksida.
     Akhir tahun kemarin, pembuat komponen kendaraan ArvinMeritor-juga berbasis di Troy, Michigan-melakukan kesepakatan dengan pihak MIT untuk mengembangkan plasmatron lebih lanjut. Siapa pun yang akan memenangi persaingan dalam meghasilkan diesel yang lebih bersih, pemenang sejati adalah pengendara dan lingkungan tentunya.

Sumber: Intisari, “Iptek”, 2 September 2001, dengan pengubahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar